Hikmah disyariatkan haji dan umrah adalah untuk memakmurkan Ka’bah dengan ibadah, dan ibadah haji dilaksanakan dalam bulan-bulan haji (Syawal, Dzul Qa’dah, dan Dzul Hijjah), sedangkan ibadah umrah dapat dilaksanakan kapan saja dalam setahun, tidak terikat dengan waktu.[1]
Menurut Qadi Husin dari kalangan syafi’iyah, ibadah haji lebih utamanya ibadah, karena ibadah haji (termasuk umrah) meliputi harta dan badan. Menurut al-Halimy, haji mencakup makna semua ibadah, karena orang yang berhaji, seakan-akan dia melaksanakan puasa, shalat, i’tikaf, zakat, berjuang dan berperang di jalan Allah.[2]
Tentang keutamaan orang melaksanakan haji dan umrah adalah sebagai berikut:
- Orang berhaji dan umrah adalah tamu Allah, dan do’anya mustajabah
عن أنس بن مالك : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لحجاج و العمار وفد الله عز وجل يعطيهم ما سألوا ويستجيب لهم ما دعوا و يخلف عليهم ما أنفقوا الدرهم ألف ألف
Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda: Orang-orang yang melaksanakan haji dan umrah adalah tentara Allah, Allah akan memberikan terhadap apa yang meraka minta, akan menerima apa yang mereka doakan, akan mengganti terhadap apa yang mereka infakkan dengan sejuta dirham.[3]
وقال عليه السلام: الحجاج والعُمَّار وفد الله، إن دعوه أجابهم، وإن استغفروه غفر لهم (رواه عن أبي هريرة النسائي وابن ماجه)
Nabi Muhammad SAW bersabda: Orang-orang yang melaksanakan haji dan umrah adalah tentara Allah, jika mereka berdo’a diterima oleh Allah, dan jika mereka minta ampun, diampuni oleh Allah (HR. al-Nasa’i dan Ibnu Hibban).
- Ibadah haji dan umrah adalah jihad di jalan Allah
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللّهِ عَلَى النِّسَاءِ جِهَادٌ؟ قَالَ: نَعَمْ، عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لَا قِتَالَ فِيهِ، اَلْحَجُّ وَالْعُمْرَةُ.
Diriwayatkan dari Aisyah RA, ia bertanya : Wahai Rasulullah, apakah wanita wajib berjihad? Rasulullah SAW menjawab: Iya. Dia wajib berjihad tanpa ada peperangan di dalamnya, yaitu dengan haji dan umrah. (HR. Ibnu Majah).
- Ibadah haji dan umrah adalah pelebur dosa dalam hadits yang lain Nabi menjelaskan:
عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة. رواه البخاري ومسلم
Dari Abi Hurairah r.a. sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: Antara ibadah umrah dengan ibadah umrah yang lain adalah menghapus dosa, dan haji mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga (HR. Bukhari dan Muslim).[4]
وقال أيضاً: يُغْفَرُ لِلْحَاجِّ، وَلِمَنْ اسْتَغْفَرَ لَهُ الْحَاجُّ (رواه البزار والطبراني في الصغير)
Diampuni orang yang berhaji dan orang yang dimintai ampunan oleh orang yang berhaji.
Haji membersihkan jiwa, mengembalikan diri manusia pada kesucian dan keikhlasan, mengantarkan pada kehidupan yang baru, meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan, menguatkan cita-cita dan berbaik sangka kepada Allah SWT.
Haji menguatkan iman, membantu pembaharuan perjanjian kepada Allah, membantu untuk bertaubat yang ikhlas dan jujur, membersihkan jiwa, menyebarluaskan syiar-syiar agama.[5]
- Ibadah haji dan umrah adalah menghapus kefakiran dan dosa
ابْنُ عَبَّاسٍ، قَالَ رَسُولُ اللهِ: تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ، فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وَلَيْسَ لِلْحَجَةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلَّا الْجَنَّةَ.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda: Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya dapat menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa seperti pembakaran menghilangkan karat besi, emas, dan perak. dan tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga. (HR. An-Nasa’i).
- Mendapat pahala sampai hari qiyamah bila meninggal (mati) saat mengerjakan ibadah haji atau umrah
- Melaksanakan ibadah umrah pada bulan Ramadhan sebanding dengan ibadah haji
فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: فَإِذَا كَانَ رَمَضَانُ فَاعْتَمِرِي فَإِنَّ عُمْرَةً فِي رَمَضَانَ تَعْدِلُ حَجَّةً. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ عَنْ مُسَدَّدٍ، وَرَوَاهُ مُسْلِمٌ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ حَاتِمٍ عَنْ يَحْيَى الْقَطَّانِ.
Nabi Muhammad SAW bersabda: jika tiba bulan Ramadhan berumrahlah, karena ibadah umrah pada bulan Ramadhan seperti ibadah haji.[6]
[1] Ibid., 400.
[2] Ibid., 399.
[3] Al-Baihaqi, Syu’bu al-Iman, Juz 3, sh. 476. (al-Maktabah al-Syamilah).
[4] Muhammad bin Futuh al-Hamidi, al-Jam’u baina al-Skahīhaini al-Bukhairi wa Muslim, Juz 3, (Bairut: Dar ibnu Hazm, al-Thab’ah al-Tsaniyah, 2002/1423), h. 112.
[5] Wahba h al-Zuhaily, al-Fiqhu al-Islamy wa ‘Adillatuhu, Juz 3, sh. 401.
[6] Al-Sunan al-Kubra li al-Baihaqi, Juz 4, 346.